--> Skip to main content
Menu

Pengertian Gaya Bahasa

Pengertian Gaya Bahasa - Ketika kita belajar tentang prosa fiksi, tentunya kita mengenal istilah gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan salah satu unsur intrinsik dalam sebuah prosa fiksi. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud gaya bahasa? Apa saja jenis-jenis gaya bahasa? Mungkin diantara kalian ada yang belum tahu tentang gaya bahasa. Maka dari itulah dalam artikel ini kami akan mengulas tentang gaya bahasa yang meliputi pengertian gaya bahasa secara umu, pengertian gaya bahasa menurut para ahli, penggunaan gaya bahasa, gaya bahasa majas dan jenis-jenis gaya bahasa.

Pengertian Gaya Bahasa

Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara pengarang menguraikan cerita yang telah dia buat. Atau definisi gaya bahasa yaitu cara pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya mmelalui bahasa-bahasa yang khas sehingga bisa menimbulkan suatu kesan tertentu. Ruang lingkup gaya bahasa meliputi pengguaan kalimat, pemilihan kata (pemilihan diksi), penggunaan majas, dan penghematan kata.

Secara umum pengertian gaya bahasa ialah pengaturan kata-kata dan kalimat-kalimat oleh pengarang atau penulis dalam mengekspresikan ide, gagasan serta pengalamannya dalam mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Gaya bahasa berkaitan dengan suasana dan situasi dimaan gaya bahasa dapat menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, misalkan kesan senang, enang, baik, buruk dan lain-lain yang diterima perasaan dan pikiran melalui penggambaran tempat , benda-benda, kondisi tertentu atau suatu keadaan. Dengan begitu maka dapat disimpulkan kalau gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca.

Pengertian Gaya Bahasa menurut para ahli

Selain pengertian gaya bahasa secara umum terdapat pula pengertian gaya bahsa menurut para ahli. Berikut ini beberapa pengertian gaya bahasa yang dikemukakan oleh para ahli.

Pengertian Gaya Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam menulis dan bertutur, penggunaan ragam tertentu untuk mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekolompok penulis sastra, cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Pengertian Gaya Bahasa oleh Ducrot dan Todorov (1972)

Gaya bahasa menurut tataran bahasa dalam Ditionnaire encyclopédique des sciences du langage yaitu tataran bunyi grafis (contohnya aliterasi, asonasi, dan lain-lain) tataran sintaksis (contohnya kalimat tidak langsung yang bebas, inversi, dan lain-lain), tataran  semantik (ironi, metafora dan lain-lain).

Pengertian Gaya Bahasa menurut Leech dan Short [1981]

Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentuk untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Gaya Bahasa menurut Kamus Linguistik [Harimurti Kridalaksana, 1982]

Gaya bahasa mempunyai 3 pengertian yaitu pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam menulis atau bertutur, penggunaan ragam tertentu utnuk mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

Pengertian Gaya Bahasa menurut Keraf [1990:112]

Gaya bahasa dikenal dengan istilah style yang secara etimologi dari bermula dari bahasa latin “stylus” yakni semacam alat tulis yang digunakan untuk lempengan lilin. Dalam perkembangan selanjutnya, kata kemudian berubah menjadi keahlian atau kemampuan  dalam mempergunakan atau menulis kata-kata secara indah.

Pengertian Gaya Bahasa menurut Gorys Keraf [2002:113]

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran lewat bahasa yang secara khas menunjukan jiwa dan kepribadian penulis. Selain itu disebutkan pula sebuah gaya bahasa yang baik haruslah mengandung 3 unsur yaitu kejujuran, sopan-santun, dan menarik.

Pengertian Gaya Bahasa menurut Guntur Tarigan [2009]

Gaya bahasa adalah bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara maupun menulis untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca atau penyimak. Jika dilhat dari sisi fungsi bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk dalam fungsi puitik yakni membuat pesan lebih terasa berbobot.

Penggunaan Gaya Bahasa

Penggunaan gaya bahasa ditentukan berdasarkan kesesuaian dan ketepatan pemilihan kata (diksi). Kalimat, paragraf dan wacana dapat menjadi lebih efektif apabila diekspresikan dengan gaya bahasa yang sesuai dan tepat. Adanya gaya bahasa dapat mempengaruhi terbentuknya suasana, kesopanan, kejujuran, kemenarikan, realita atau tingkat keresmian. Gaya resmi, contohnya bisa membawa pendengar atau pembaca ke dalam suasana yang penuh perhatian (serius). Suasana tidak resmi, contohnya mengarahkan pendengar/ pembaca ke dalam situasi yang rileks namun efektif. Gaya percakapan akan membawa suasana ke dalam situasi yang relistis.

Penggunaan gaya bahasa yang tepat (sesuai dengan waktu dan sasaran penerima) bisa menarik perhatian penerima. Begitu pula sebaliknya, jika penggunaan gaya bahasa tidak tepat, maka akan sia-sia saja. Penggunaan gaya bahasa juga bisa menghidupkan apa yang dikemukakan dalam tulisan ataupun pembicaraan, sebab gaya bahasa bisa mengemukakan gagasan yang penuh dengan makna dan singkat.

Selain hal itu, kesesuaian dan pilihan kata yang didukung dengan tanda baca yang tepat, bisa menimbulkan nada kebahasaan yakni sugesti yang terekspresi lewat rangkaian kata dengan disertai penekanan dapat menghasilkan gaya persuasi yang tinggi.

Terdapat 3 macam gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan oleh pilihan kata yaitu sebagai berikut:

  1. Gaya bahasa bernada rendah (sederhana) adalah gaya bahasa yang menghasilkan ekspresi pesan yang mudah utnuk dipahami berbagai kalangan pembaca. Contoh gaya bahasa bernada rendah yaitu: dalam penyajian pembuktian, fakta, dan buku-buku pelajaran.
  2. Gaya bahasa bernada menengah adalah gaya bahasa dengan rangkaian kata yang dirangkai berdasarkan kaidah sintaksis dengan menimbulkan suasana sejuk dan damai. Contoh gaya bahasa bernada menengah yaitu: dalam seminar, kesopanan, dan kekeluargaan.
  3. Gaya bahasa bernada tinggi adalah gaya bahasa yang mengekspresikan maksud dengan penuh tenaga, dengan pemilihan kata yang penuh energi, vitalitas dan kebenaran universal. Gaya bahasa bernada tinggi memakai kata-kata yang penuh kemuliaan dan keagungan yang bisa menghanyutkan emosi pendengar atau pembacanya. Gaya bahasa ini sering dipakai untuk menggerakan masa dalam jumlah yang begitu banyak.

Gaya Bahasa Majas

Dalam menyampaikan maksud dan tujuan atau menerangkan sesuatu terkadang kata-kata atau kalimat-kalimat yang ada belum begitu jelas. Untuk itu dipergunakanlah perbandingan, persamaan, dan keta-kata kiasan lain yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan majas. Kebanyakan orang menganggap kalau majas adalah sinonim dari gaya bahasa, tetapi sebanarnya majas adalah bagian dari gaya bahasa.

Gaya bahasa majas secara umum, dikelompokan menjadi 4 jenis, yaitu: Majas penegasan (gaya bahasa perulangan), majas perbandingan (gaya bahasa perbandingan), majas sindiran (gaya bahasa pertautan), majas pertentangan (gaya bahasa pertentangan). Untuk penjelasannya silahkan baca berikut ini

Jenis jenis Gaya Bahasa Majas

Berikut ini adalah jenis-jenis majas beserta contohnya:

1. Majas Penegasan (Gaya Bahasa Perulangan)

  • Inversi adalah gaya bahasa yang kalimat predikatnya terletak di depan subjek kalimat. Contoh Inversi yaitu Besar sekali kolamnya.
  • Retoris adalah gaya bahasa yang kelimat tanya tetapi tidak bertanya namun bersifat mengejek atau menyatakan kesangsian. Contoh Majas Retoris yaitu Apa itu bukti dari janji yang kamu ucapkan tadi?
  • Enumerasio adalah gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu peristiwa atau keadaan dengan menguraikan satu per satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.
  • Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan kata-katanya dipakai untuk penegasan dalam bahasa puisi.
  • Repertis adalah gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Contoh Majas repertis yaitu Kita sudah berusaha, kita sudah berhasil, kita sudah menang.
  • Koreksio adalah gaya bahasa yang membenarkan kembali ucapan yang salah atau tidak benar, baik itu secara disengaja atupun tidak. Contoh Majas Koreksio yaitu Tadi dia baru saja datang, oh … bukan dia baru saja pergi lagi.
  • Klimaks adalah gaya bahasa yang menguraikan suatu kejadian secara berturut-turut dan semamkin lama mmaka ceritanya semakin meningkat atau memuncak. Contoh klimaks yaitu: Seluruh kalangan dari mulai anak-anak hingga orang dewasa beramai-ramai mengikuti perlombaan bulu tangkis.
  • Anti klimaks adalah gaya bahasa yang mana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut namun semakin lama ceritanya semakin menurut. Contoh anti klimaks yaitu: Di semua pelosok desa maupun kota menyelenggarakan HUT RI yang ke 72. Dosen-desen dan seluruh orang tua mahasiswa menghadiri acara wisuda.
  • Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata dalam sebuah kalimat. Contoh Majas Tautologi yaitu Mungkin, mungkin mereka dapat berhasil memenangkan perlombaan.
  • Ekslamasio adalah gaya bahasa yang dalam kalimatnya menggunakan kata seru. Contoh Ekslamasio yaitu: Wah…, hebat sekali kamu!
  • Pleonasme adalah gaya bahasa yang memakai kata-kata atau sepatah kata dengan berlebihan bermaksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Contoh Majas Pleonasme yaitu Semua pelajar yang berada di luar kelas segera masuk kelas. Mereka menerobos ke dalam stadiun untuk menonton pertandingan sepak bola.

2. Majas perbandingan (gaaya bahasa perbandingan)

  • Asosiasi atau perumpamaan adalah gaya bahasa perbandingan terhadap 2 hal yang maksudnya berbeda, namun sengaja dianggap sama. Contoh asosiasi yaitu semangatnya seperti api yang berkobar, wajahnya cantik bagaikan rembulan.
  • Personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat sifat atau karakteristik manusia kepada benda mati/ benda tak hidup. Jadi benda mati seakan-akan bernyawa mempunyai sifat layaknya manusia. Cotnoh Majas Personifikasi yaitu Angin seperti berbisik kepadaku, Di sore hari awan meneteskan air mata.
  • Metafora adalah gaya bahasa yang cara mengungkapkan kalimamtnya dilakukan secara langsung yang berupa suatu perbandingan analogis. Penggunaan kata atau kelompok kata dalam kalimat bukanlah arti yang sebenarnya, nemun sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan saja. Contoh Majas Metafora yaitu Kembang desa yang sedang mencari pasangannya, si jago merah telah menghanguskan pasar dalam waktu 3 jam, Anak kutu buku itu telah meraih juara pertama dalam perlombaan cerdas cermat.
  • Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan merk, atribut, ataupun ciri untuk menggambarkan suatu benda. Contoh Majas Metonimia yaitu Dia sedang mengendarai supra saat pergi ke pasar (supra adalah merk motor), Ani membuatkan tora bika untuk ayahnya (tora bika adalah merk kopi).
  • Simile adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lain menggunakan kata pembanding atau penghubung pada kalimatnya. Dimana 2 hal tersebut berbeda namun memiliki karakteristik yang serupa. Kata penghubungnya biasanya: seumpama, seperti, semisal, bagaikan, ibarat dan yang lainnya. Contoh Majas Simile yaitu Mereka “seperti” sepasang kekasih, Kau “bagaikan” cahaya dalam kegelapan.
  • Alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu menggunakan cara lain melalui penggambaran atau kiasan. Alegori merupakan suatu perbandingan yang berkaitan antara yang satu dengan yang lain dalam satu kesatuan yang utuh. Biasanya alegori berbentuk sebuah cerita yang penuh dengan simbol-simbol dengan banyak muatan moral.
  • Simbolik adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan binatang, tumbuhan, benda-benda sebagai simbol.
  • Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan kata dengan maksud yang menunjukan hal lain di luar kata yang diungkapkan. Sinekdoke terbagi menjadi 2 macam yaitu: Yang pertama Sinekdoke pars pro tato adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari sesuatu untuk menyatakan secara menyeluruh. Contoh majas Sinekdoke pars pro tato  yaitu Hari ini aku tidak melihat muka si Joni (kata “muka” mewakili sosok Joni), Mungkin dirinya sudah merasa tak nyaman dengan pekerjaannya sebagai sellesmman yang menawarkan produk jualannya dari “pintu ke “pintu” (Kata “pintu” ke “pintu” mewakili banyak rumah konsumen). Yang kedua Sinekdoke totem pro parte  adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian kecil. Contoh majas Sinekdoke totem pro parte yaitu Biduan itu terkenal sekali, sehingga tidak heran kalau banyak “pemuda: yang mengidolakannya (kata “pemuda” merupakan semua orang yang usianya masih muda, walaupun dalam kenyataanya biduan tersebut tidak diidolakan semua pemuda).

3. Majas Sindiran (Gaya Bahasa Sindiran)

  • Ironi adalah sebuah gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang dipakai untuk menyindir, namun menggunakan cara halus. Contoh majas ironi yaitu rajin sekali kamu masuk kuliah, sampai-sampai di absensi keterangan tidak hadirmu banyak sekali.
  • Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari gaya bahasa Ironi, yaitu dengan menyindir secara langsung kepada orang lain. Contoh Majas Sinisme yaitu Badanmu bau sangat bau sekali kamu pasti tidak pernah mandi, Perilakumu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang Mahasiswa.
  • Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang begitu kasar, kadang bisa menyakiti hati. Contoh Majas sarkasme yaitu Yang sperti ini tidak pecus kau kerjakan! Bisa kerja apa tidak kamu?

4. Majas Pertentangan (Gaya Bahasa Pertentangan)

  • Hiperbola adalah gaya bahasa yang yang berupa pernyataan yang berlebihan dari kenyataan yang sebenarnya ada dengan tujuan untuk memberikan suatu kesan yang mendalam dan mendapatkan perhatian. Contoh Majas Hiperbola yaitu: Suara teriakannya menggetarkan bumi.
  • Paradoks adalah gaya bahasa yang antara pernyataan dengan fakta yang ada saling bertentangan. Paradoks dapat juga di definisikan 2 pengertian yang saling bertentangan sehingga seperti hal yang tidak mamsuk akal. Contoh Majas Paradoks yaitu Diriku merasa sepi di kota yang begitu ramai ini.
  • Litotes adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara berlawanan arah dengan kenyataan yang ada dengan menguranginya atau mengecilkannya. Contoh Majas Litotes yaitu Aku bukanlah orang pintar karena itulah aku selalu bekerja keras.
  • Antitesis adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya berhubungan dengan sifat, benda, ataupun situasi yang keadannya saling bertentangan dan juga menggunakan kata-kata yang artinya berlwanan. Contoh Majas Antitesis yaitu Laki-laki perempuan, tua muda banyak yang menyaksikan pertandingan sepak bola itu.

Demikianlah yang bisa kami berikan tentang Pengertian gaya bahasa. Semoga penjelasan yang ada di blog temukan pengertian tersebut bisa menambah wawasan kita.